Laptop, atau komputer menjadi benda yang cukup penting bagi guru untuk menunjang pekerjaan sehari-hari. Semisal dalam pembuatan administrasi kelas, ataupun administrasi yang berkaitan dengan pekerjaan guru.
Beberapa waktu yang lalu, dengan maksud mencintai produksi dalam negeri, saya membeli produk lokal seharga 2,3 juta untuk sebuah netbook berukuran 11 inchi.Awalnya, di toko tersebut nanya-nanya laptop merk terkenal dengan spek menengah. Tapi oleh marketingnya diarahkan ke netbook yang speknya sederhana karena dia tahu saya seorang guru SD. Ketika ditanya ya saya jawab paling hanya buat ngetik-ngetik untuk membuat administrasi mengajar, dan untuk browsing sekedar tahu berita terbaru di dunia pendidikan. Singkat cerita, akhirnya pilihan saya jatuh pada netbook ukuran 11 inchi tersebut. Juga karena anggaran yang terbatas. Namun, belum sampai setahun penggunaan, engsel bagian bawah terkait dengan buka tutup somplak. Tak hanya itu, entah batere, ataupun keyboardnya ketularan tak berfungsi. Yah, lengkaplah sudah. Mungkin saya yang kurang hati-hati dalam penggunaannya. Mau bawa ke tokonya rasanya males, karena cukup jauh.
Akhirnya, saya dengar kabar anak teman saya satu SD membeli laptop bekas, spek yang bagus, kondisi yang bagus, dengan harga yang murah. Saya sudah nanya di sebuah toko untuk spek yang lumayan ternyata harganya sekitar 6 juta. akhirnya, lagi-lagi, dengan anggaran yang cupet, saya berniat minta tolong teman saya untuk dibelikan laptop bekas secara online. namun, karena akhirnya saya tidak enak mengganggu kesibukan anaknya, akhirnya saya bilang ke teman saya mau coba beli sendiri. Belajar tanggung resiko lah.
Bismillah saya cari referensi di internet, toko mana yang sekiranya kredibel. Akhirnya saya membeli laptop bekas Intel Core i5 Gen 8 dengan RAM 8 GB dan penyimpanan 512 GB SSD, dengan harga sekitar 3,8 juta. Alhamdulillah, sampai saat ini dapat dipakai dengan baik, daya tahan baterenya juga lebih dari 5 jam. Semoga awet sampai seterusnya...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar